welcome to my blog yulliarahma

Senin, 14 Oktober 2013

Permasalahan Kota-kota Besar Indonesia dengan Kondisi Sosial Masyarakat

Beberapa waktu yang lalu ketika saya mengakses mailing list Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), ada sebuah pesan yang cukup menarik perhatian. Surat yang datang dari Bapak M. Danil Daud tersebut menyatakan masalah yang timbul dan mengemuka seputar masalah perkotaan dan tata kota. Beliau mengatakan bahwa kota-kota besar di Dunia sudah terlalu padat. Kepadatan itu terjadi karena pertumbuhan populasi penduduk dunia yang semakin meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu. Meningkatnya populasi dunia adalah hal yang wajar terjadi dari dulu, peningkatannya pun berbanding lurus dengan deret ukur. Jumlah dari penduduk dunia yang terus bertambah ini juga terjadi karena angka natalitas selalu lebih besar dari angka mortalitas. Perkembangan kota-kota yang semakin tak teratur pun terjadi bukan hanya semata-mata karena pertumbuhan populasi yang besar. Kecenderungan angka urbanisasi lebih besar dari angka reurbanisasi.
Dengan kata lain, orang lebih senang melakukan migrasi ke kota daripada ke luar kota. Mungkin hal ini muncul karena adanya pandangan bahwa kota dapat menyediakan kehidupan yang lebih baik dari pada tinggal di pedesaan. Memang semua fasilitas kehidupan tersedia di kota. Dan terjadilah berbagai efek dari memadatnya kota tersebut. Kota menjadi semakin tidak teratur, baik dilihat secara fisik maupun dari kacamata kehidupan sosial yang terjadi.
Permasalahan ini sebetulnya tidak timbul baru-baru ini. Pada awal abad ke 20, ketika Revolusi Industri bergulir, orang mulai menyadari masalah yang timbul pada kota-kota modern di Eropa. Populasi meningkat dengan cepat karena era mesin menyebabkan pabrik-pabrik yang ada di kota memerlukan buruh dalam jumlah besar. Muncul beberapa teori perencanaan kota dari Arsitek-arsitek terkenal saat itu. Le Corbusier menyodorkan The Radiant City, Ebenezer Howard dengan The Garden City, dan Frank Lloyd Wright dengan Broadacre City-nya. Ketiganya mencoba mengatasi masalah perkotaan yang ada dengan berdasarkan idealisme mereka sendiri. Ide-ide tentang perencanaan kota yang muncul kemudian lebih merupakan perkembangan atau kombinasi dari konsep yang di bawa oleh ketiga arsitek besar tadi.
Sekarang coba kita meninjau masalah yang terjadi di Indonesia berkaitan dengan masalah yang terjadi pada kota-kota besar di dunia. Seberapa besarkah relevansi antara masalah perkembangan kota di dunia dengan yang ada di Indonesia. Ternyata, justeru masalah yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia lebih kompleks dan lebih besar intensitasnya dari pandangan orang selama ini terhadap masalah urban internasional. Kasus perkotaan yang terjadi di Indonesia, secara umum, mirip dengan apa yang terjadi di dunia. Yang menjadikannya berbeda adalah karena kondisi sosial kultural yang ada di Indonesia memiliki kekhususan tersendiri. Sentralisasi menjadi tema sentral yang mengemuka.
Pemusatan penduduk pada satu daerah urban menimbulkan masalah-masalah yang cukup pelik. Indonesia dengan penduduk yang terbesar kelima di dunia, mayoritas penduduknya tinggal di Pulau Jawa yang merupakan pulau terkecil dari lima pulau utama Kepulauan Indonesia.
Permasalahan yang terjadi karena pemadatan penduduk beraneka ragam. Dimulai dari masalah fisik sampai masalah sosial. Masalah fisik yang terjadi contohnya seperti munculnya permukiman kumuh, pencemaran udara, sulitnya air bersih, menumpuknya sampah, kemacetan yang terjadi hampir setiap detik, dan segudang permasalahan lainnya. Masalah sosial yang muncul tidak kalah peliknya dengan masalah fisik. Deviasi yang terlalu besar dari masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan, status sosial, kekayaan, dll menimbulkan permasalahan seperti pengangguran, kriminalitas, segregasi sosial, dan masalah lainnya yang diakibatkan ketimpangan yang ada.
Lantas apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalah fisik, sosial, ekonomi yang timbul dengan menggunakan perancanaan kota dan wilayah sebagai solusi? Saya tertarik dengan ide besar dari Bu Marwah Daud Ibrahim yang ingin mengembangkan potensi kedaerahan Indonesia. Artinya, masyarakat Indonesia diberikan pemahaman bahwasanya daerah akan menjadi sebuah aset yang luar bisa bermanfaat jika dikembangkan dengan optimal. Proyek konkret yang sudah dirintis dan tengah dikembangkan oleh Bu Marwah adalah proyek agropolitan di Sulawesi, yang tentunya mengembangkan potensi daerahnya dengan perkebuanan. Indonesia mempunyai Sumber Daya Alam yang sungguh luar biasa potensinya untuk bisa didayagunakan. China bangkit dengan sebuah kebijakan dari pemerintahnya yang benar-benar melihat peluang. Dengan bermodalkan jumlah penduduk yang besar dan lahan yang sangat luas, China bangkit dengan diawali pengembangan pertaniannya. Setiap orang diberikan tanah oleh negara untuk dikelola. Hasilnya, sungguh luar biasa. Pertumbuhan ekonomi China naik dengan cepat. Dan diramalkan tahun 2050 perekonomian China akan mengalahkan Amerika.
Mengapa kita tidak belajar dari kesuksesan China. Setidaknya, dari segi jumlah penduduk dan luas lahan, kita sedikit banyak mempunyai kesamaan. Bahkan kita diuntungkan dengan kesuburan tanah yang lebih baik. Belum lagi, potensi laut kita yang menjadi nilai tambah tersendiri. Sudah saatnya rakyat Indonesia melakukan trasnformasi paradigma bahwa kekuatan kita (SDA) sebetulnya belum dioptimalkan. Salah satu cara untuk mewujudkan pandayagunaan SDA adalah dengan merencanakan program desentralisasi, sehingga orang tidak bertumpuk di kota tetapi kembali ke desa. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana caranya dapat menyadarkan masyarakat untuk bisa membangun daerahnya untuk kepentingan bangsa. Bukannya pro terhadap konsep Broadacre-nya Frank Lloyd Wright, yang mengutamakan desentralisasi secara ekstrem, tetapi lebih kepada menyesuaikan teori perencanaan kota yang ada terhadap konteks Indonesia. Dan penyebaran kembali (desentralisasi) adalah satu solusi. Pada prakteknya, peran pemerintah diharapkan lebih optimal untuk secara adil memberikan kesejahteraan pada penduduk “kota” dan penduduk “desa”
Permasalahan sosial masyarakat: "Kemacetan di Kota-Kota Besar" Reaksi: Masalah kemacetan sudah tak asing lagi di dengar oleh publik dan masyarakat luas. Merupakan salah satu masalah sosial masyarakat yang sangat sulit untuk di hindari, apalagi di era globalisasi ini. Bahkan masalah ini menjadi salah satu ciri khas dari kota-kota besar di Indonesia. Kita ambil contoh yaitu Jakarta. Memang tidak salah bila kita menyebut demikian, karena memang inilah fakta yang terjadi pada saat ini.
(kemacetan yang terjadi di Ibukota) Seperti yang dapat kita lihat pada gambar di atas, hampir setiap hari, khususnya hari kerja, Jakarta akan nampak semrawut. Kendaraan umum dan pribadi membanjiri jalan-jalan khusunya daerah perkantoran. Setiap hari masyarakat di hadapkan oleh kondisi seperti ini.
Tak hanya di Ibukota, di kota-kota besar lain pun masalah ini kerap melanda masyarakatnya. Sebut saja misalnya kota Bandung. Apabila hari weekend tiba, maka kota tersebut akan di banjiri oleh kendaraan-kendaraan pribadi dari berbagai daerah. Khususnya masyarakat Jakarta yang ingin mengisi waktu liburan. Masalah buruknya transportasi yang ada di daerah Bandung juga menyebabkan kemacetan terjadi. Namun, tak bisa di pungkiri bahwa kemacetan yang terjadi di Jakarta merupakan yang paling parah terjadi. Karena Jakarta merupakan pusat dari kegiatan bisnis dan ekonomi, maka masyarakat cenderung memilih untuk mencari peluang kerja di Jakarta. Apalagi masyarakat pedesaan yang ingin mengadu nasib, maka mereka berimigrasi ke kota-kota khususnya Jakarta. Sekarang ini, Jakarta pun kerap kali terkenal dengan kata-kata “Lumpuh Total”.
Penyebab Terjadinya Kemacetan di Jakarta Banyak hal yang menjadi penyebab kemacetan di daerah Jakarta. Faktor manusia yang menjadi kecenderungan untuk terjadinya kemacetan-kemacetan tersebut. Berikut ini beberapa penyebab kemacetan di Jakarta:
• Sarana transportasi umum yang tidak memadai. Banyaknya kendaraan umum yang ada di Jakarta, tidak di dukung dengan kualitas yang baik. Kendaraan umum yang ada, sangat tidak terawat dan tidak bekerja secara efisien. Tidak disiplinnya para supir dan penumpang juga menjadi kendala sebagai penyebab kemacetan, misalnya dengan tidak naik di halte atau tempat yang seharusnya.
• Banyaknya kendaraan pribadi yang di gunakan, dengan penumpang yang relatif sedikit. Masih berkaitan dengan penyebab kemacetan yang pertama, masyarkat lebih memilih menaiki kendaraan pribadi karena kualitas kendaraan umum yang tidak memadai. Apalagi untuk kalangan masyarakat menengah ke atas. Semakin sulit untuk menekan laju pertambahan kendaraan pribadi ini.
• Lemahnya penegakan hukum oleh aparat yang berwenang dan kurangnya kesadaran dari masyarakat pengguna jalan itu sendiri. Banyak masyarakat yang tidak mengindahkan peraturan lalu lintas di karenakan para aparat hukum yang seharusnya menegakkan hukum secara benar, dapat dengan mudah di suap dengan sejumlah uang.
• Tidak efektifnya busway berjalan. Dasar awal pembuatan busway adalah untuk mengurangi kemacetan. Tetapi yang dapat di lihat sekarang ini, jalur jalan yang di gunakan untuk busway justru menambah kemacetan. Karena tetap saja masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Bahkan, banyak masyarakat yang nekat menerobos jalan untuk busway tersebut, di karenakan kemacetan yang terjadi.
• Tidak disiplinnya pengendara bajaj. Bajaj merupakan alat transportasi yang tak asing lagi di Jakarta. Namun seringkali pengendara bajaj tidak memperhatikan lampu lalu lintas sama sekali. Dengan seenaknya mengambil jalur lain, bahkan yang berlawanan arah.
• Tata kota Jakarta yang kurang terstruktur.
• Berbagai bencana alam, misalnya seperti banjir. Bila banjir terjadi di Jakarta, maka bisa di katakana bahwa otomatis jalanan di Jakarta akan lumpuh total. Dampak Negatif yang Dirasakan Masyarakat Akibat Terjadinya Kemacetan Berbagai dampak negatif banyak di rasakan oleh masyarakat sekitar Jakarta. Beberapa hal yang seringkali menjadi dampaknya yaitu:
• Munculnya berbagai macam penyakit seperti gangguan pernafasan dan gangguang pada kulit. Dengan meningkatnya kendaraan yang ada, maka otomatis udara di penuhi dengan polusi-polusi dan suhu global menjadi meningkt. Penipisan ozon pun terjadi, sehingga gangguan pada kulit semakin meningkat.
• Pemborosan waktu yang cukup siknifikan. Apabila kemacetan terjadi, otomatis waktu yang di perlukan seseorang untuk sampai ke suatu tempat menjadi semakin panjang dan ini akan mempengaruhi kinerja seseorang.
• Menimbulkan sifat malas. Masyarakat akan semakin malas untuk beraktivitas di karenakan kepadatan yang terjadi. Semakin lama, semakin berat untuk melangkah ke sesuatu tempat. Lebih baik hanya di rumah dan menghindari kemacetan.
Langkah-Langkah Antisipasi yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Kemacetan
• Meningkatkan sarana dan prasarana transportasi di Jakarta. Misalnya dengan memperbaiki kinerja para supir dan kondektur, memperbaiki keadaan dari kendaraan-kendaraan umum yang ada sehingga terlihat nyaman untuk di naiki oleh khalayak banyak. Dan masyarakat tidak ragu untuk memilih menggunakan kendaraan umum tersebut.
• Memperkuat penegakan hukum bagi seseorang yang melanggar peraturan lalu-lintas. Para aparat penegak hukum harus memiliki kesadaran bahwa merekalah yang sepatutnya menegur orang-orang yang melakukan kesalahan, tidak lantas lepas tangan dengan menerima suap dari orang-orang yang bersangkutan.
• Pemerintah harus membangun tata ruang yang lebih baik lagi bagi kota Jakarta. Misalnya pembuatan u-turn haruslah di kelola dengan baik. Karena yang ada selama ini, daerah dimana terdapat u-turn pastilah di landa kemacetan.
• Yang terpenting adalah kesadaran dari diri manusianya masing-masing, baik sebagai masyarakat maupun para aparat yang bersangkutan. Bila sudah tertanam, maka langkah-langkah selanjutnya akan lebih mudah untuk di laksanakan
Sumber : http://lya-nurcahya.blogspot.com/2013/01/permasalahan-sosial-masyarakat.html http://rachmatrf.wordpress.com/2007/05/08/menyoal-permasalahan-kota-kota-besar-indonesia-dalam-kaitannya-dengan-kondisi-sosial-masyarakat-2/

Jumat, 31 Mei 2013

Tugas kelompok kebudayaan

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis maupun rohani. Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia dibedakan berdasarkan kepercayaannya/agama. Penggolongan manusia yang paling utama yaitu berdasarkan pada jenis kelaminnya. Apakah ia seorang perempuan atau laki-laki. Penggolongan lainnya yaitu berupa darah, rambut, keturunan, dan masih banyak yang lainnya. Kebudayaan tidak terlahir begitu saja, kebudayaan merupakan hasil interaksi manusia yang merupakan perwujudan dari karya manusia. Kebudayaan menurut para ahli,yaitu: 1. Menurut E.B.Taylor (1871), kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian , moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lainnya serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. 2. Menurut Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayanan sebagai semua hasil karya, ras, dan cipta masyarakat. 3. Menurut Sutan Takdir Alisyahbana, kebudayaan adalah manifestasi dari cara berfikir. 4. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar , beserta dari keseluruhan budi pekertinya. 5. Menurut A.L. Krober. Dan C. Kluckon, mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifesta atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya. PENGERTIAN KEBUDAYAAN Pengertian kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dimana yang dimiliki oleh bersama oleh suatu kelompok yang diwariskan dalam suatu kelompok hidup masyarakat budaya besifat kompleks,abstrak, dan luas. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat budaya sudah turun temurn dari generasi pertama sampai generasi sekarang yang didalamnya terkandung pengetahuan dalam bahasa inggris kebudayaan disebut dengan culture bias diartikan juga sebagai mengolah tanh atau berani Bahasa, sebagaimanajuga budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. Citra yang memaksa itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti individualisme kasar di Amerika, keselarasan individu dengan alam di Jepang dan kepatuhan kolektif di Cina. Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia. Sedangkan definisi kebudayaan menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa, “menurut antropologi, kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses pendidikan. Beberapa pengertian kebudayaan berbeda dengan pengertian di atas, yaitu: 1. Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam suatu ruang dan waktu. 2. Kebudayaan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan kepercayaan seni, moral, hukum, adat serta kemampuan serta kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. 3. Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu masyaraakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya. Pengertian kebudayaan tersebut mengispirasi penulis untuk menyimpulkan bahwa; akal adalah sumber budaya, apapun yang menjadi sumber pikiran, masuk dalam lingkup kebudayaan. Karena setiap manusia berakal, maka budaya identik dengan manusia dan sekaligus membedakannya dengan makhluk hidup lain. Dengan akal manusia mampu berfikir, yaitu kerja organ sistem syaraf manusia yang berpusat di otak, guna memperoleh ide atau gagasan tentang sesuatu. Dari akal itulah muncul nilai-nilai budaya yang membawa manusia kepada ketinggian peradaban. Dengan demikian, budaya dan kebudayaan telah ada sejak manusia berpikir, berkreasi dan berkarya sekaligus menunjukkan bagaimana pola berpikir dan interpretasi manusia terhadap lingkungannya. Dalam kebudayaaan terdapat nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat dan hal itu memaksa manusia berperilaku sesuai budayanya. Antara kebudayaan satu dengan yang lain terdapat perbedaan dalam menentukan nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat istiadat yang dihormati. Adat istiadat yang berbeda tersebut, antara satu dengan lainnya tidak bisa dikatakan benar atau salah, karena penilaiannya selalu terikat pada kebudayaan tertentu. Kebudayaan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang, begitu pula sebaliknya. Di dalam pengembangan kepribadian diperlukan kebudayaan, dan kebudayaan akan terus berkembang melalui kepribadian tersebut. Sebuah masyarakat yang maju, kekuatan penggeraknya adalah individu-individu yang ada di dalamnya. Tingginya sebuah kebudayaan masyarakat dapat dilihat dari kualitas, karakter dan kemampuan individunya. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia dengan kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya. Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak dapat lepas dari nilai¬nilai budaya yang berlaku. Kebudayaan dan masyarakatnya memiliki kekuatan yang mampu mengontrol, membentuk dan mencetak individu. Apagi manusia di samping makhluk individu juga sekaligus makhluk sosial, maka perkembangan dan perilaku individu sangat mungkin dipengaruhi oleh kebudayaan. Atau boleh dikatakan, untuk membentuk karakter manusia paling tepat menggunakan pendekatan budaya. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri atau individu, manusia membutuhkan makhluk sesama untuk bias berinteraksi dan bertahan hidup. Hal tersebut memang ada dan dianut oleh masyarakat terutama pada bangsa timur rasa kuat yang kebersamaan bias dibilang demikian segala sesuatu yang ada dimasyarakat ditentukan adaya kebersamaan karena seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sekali suku sehingga dengan sudah sangat pasti kebudayaannya pun berbeda. Menurut saya kepribadian bangsa timur merupakan sosok yang patut di contoh dalam segala hal. Itu bisa dilihat dari cara berbicara, cara berpakaian, cara berpikir. Contohnya saat mereka menyapa orangtua, mereka dengan sopan dan memperlakukan dengan baik dan sopan santun. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN Unsur kebudayaan meliputi: • Unsur peralatan dan peralatan hidup, seperti rumah, pakaian kendaraan dan lain-lain • Unsur mata pencaharian / sistem ekonomi • Unsur sistem kemasyarakatan, yang meliputi hukum, perkawinan, dll • Unsur bahasa yang baik lisan maupun tulisan yang berfungsi sebagai alat komunikasi • Unsur agama • Dll WUJUD KEBUDAYAAN. Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak. • Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. • Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. • Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia. ORIENTASI NILAI KEBUDAYAAN Orientasi nilai kebudayaan meliputi: • Bahasa • Realigi • Sosial budaya • Dll Nilai-nilai kebudayaan sebenarnya masih banyak jika kita menjelajahi seluruh dunia. Terkadang kita tak menyadari kalau masih banyak kebudayaan-kebudayaan yang belum pernah kita lihat, maka dari itu kita harus melestarikan budaya sendiri. PERUBAHAN KEBUDAYAAN Kebudayaan jaman sekarang mulai banyak berubah seiring dengan waktu. Perubahan kebudayaan mulai tercemar akibat Negara barat dan bangsa-bangsa eropa Faktor yang mengalami perubahan budaya: • Teknologi • Trend pakaian • Agama • Dll KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN Manusia selalu berkaitan dengan adanya budaya. Contohnya seperti tarian dan bahkan pemujaan2 dalam beragama pastinya berkaitan dengan budaya. Budaya terlahir karena manusia ingin menunjukkan eksistensi kepada dengan menunjukkan keindahan secara natural. Keterkaitan ini diturunkan selama turun temurun tanpa secara ketidaksengajaan. Makanya perlu ada kelestariaan budaya secara padu agar budaya tak lekas hilang dari waktu. sumber: Wikipedia.com/budaya-dasar http://ridwan202.wordpress.com/ – http://arikaka.com/manusia-dan-kebudayaan/ Read more: http://sro.web.id/pengertian-manusia-dan-kebudayaan.html#ixzz2Sc9mm9ON

Senin, 08 April 2013

Kebudayan Indonesia

Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun1945. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni: “ Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199 ” Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional” Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang. Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional Tarian Tari tradisional, bagian dari budaya daerah yang menyusun kebudayaan nasional Indonesia Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga diAsia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah. Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer. Musik Identitas musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri.[3] Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong, sementara musik modern adalah pop dan dangdut. Lagu Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname. Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku. Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar lagu nasional Indonesia Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa perang kemerdekaan. Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman. Makanan Contoh hidangan Indonesia khas Sunda; ikan bakar, nasi timbel (nasi dibungkus daun pisang), ayam goreng, sambal, tempe dan tahu goreng, dansayur asem; semangkuk air dengan jeruk nipis adalah kobokan. Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal darikepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, danEropa. Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal olehKebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring. SUMBER : http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia